Sejarah Gunung Bomo
Sejarah Gunung Bromo
Sejarah gunung bromo dimulai ketika pada masa Kerajaan Majapahit, pada masa itu terjadi penyerangan besar-besaran yang mengakibatkan masyarakat diharuskan berpindah dari kampung halaman hingga akhirnya mereka mengungsi di 2 tempat, satu di pulau bali dan sebagian di lereng Gunung Bromo, ini menjadi cikal bakal agama yang banyak di anut di dua tempat tersebut.
Nama “Tengger” dipercaya datang dari Legenda Roro Anteng serta Joko Seger. “Teng” adalah akhiran nama Roro An-“teng” serta “ger” adalah akhiran nama dari Joko Se-“ger” serta Gunung Bromo juga diakui juga sebagai gunung suci. Orang-orang Hindu menyebutnya dengan nama Gunung Brahma. Sedang orang Jawa menyebutnya Gunung Bromo.
Tempat Wisata di Gunung Bromo
Penanjakan Gunung Bromo
Penanjakan ini merupakan salah satu tempat favorit wisata Gunung Bromo, dari sini kita bisa melihat indahnya deretan pegunungan yang luas yang dibalut oleh awan indah, selain itu dari penanjakan Gunung Bromo ini kita bisa melihat indahnya matahari terbit dengan balutan cahaya keemasan, sangat cocok untuk fotografi.
Berangkat ke penanjakan harus di pagi hari sekitar jam 03.00 pagi untuk dapat menyaksikan indahnya matahari terbit dari penanjakan Gunung Bromo, berangkat lebih pagi diharapkan agar tidak ketinggalan menikmati matahari terbit dan juga mencari tempat yang sesuai agar tidak diduduki oleh wisatawan lain yang lebih pagi.
Pasir Berbisik
Pasir berbisik juga salah satu destinasi wisata Gunung Bromo, pasir bersisik diambil dari keadaan tempatnya yaitu berupa hamparan pasir yang luas dan indah, tempat ini menjadi populer karena pernah menjadi lokasi film pasir berbisik yang dibintangi oleh Sastro Wardoyo. Ditengah-tengah pasir yang luas ini terdapat tempat sembayang masyarakat Suku Tengger.
Bukit Teletubies Gunung Bromo
Bukit teletubies gunung bromo juga salah satu destinasi wisata Gunung Bromo, hamparan padang indah nan hijau tumbuh rumput menyerupai bukit teletubies dikelilingi deretan perbukitan membuat tempat ini ramai dikunjungi wisatawan khususnya untuk berfoto ria.
Hamparan padang savana bukit teletubies Gunung Bromo seakan karpet bersih sejuk hijau di letakan diantara perbukitan membuat mata takjub akan keindahannya.
Wisata Agro Kebun Strawberry
Tidak hanya pemandangan alam di wisata Gunung Bromo, anda juga dapat menikmati segarnya buah strawberry yang langsung dipetik dari pohonnya, masyarakat percaya jika strawberry yang tumbuh di Gunung Bromo ini memiliki ciri khas tersendiri, rasa legit dan warna merah merona menjadi ciri khas buah tersebut.
Tidak hanya wisata alam dan budaya juga wisata agro banyak dikunjungi wisatawan karena banyak diantara mereka belum pernah merasakan sensasi memetik buah secara langsung kemudian mereka nikmati, sungguh pengalaman yang luar biasa.
Wisata Budaya Gunung Bromo
Masyarakat Tengger yang hidup di gunung Bromo memiliki wisata budaya yang dilakukan setiap tahun sekali menjadi acara rutin dan ramai dikunjungi oleh wisatawan. Pada hari ke 14 festival Hindu Yadnya Kasada masyarakat sering membawa sesaji berupa ternak, buah, sayuran dan yang lain yang dibawa ke puncak Gunung Bromo sebagai tanda rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Asal usul dari ritual ini datang dari legenda pada era ke-15 dimana ada seseorang putri bernama Roro Anteng serta suaminya, Joko Seger. Pasangan ini awalannya tak mempunyai keturunan serta karenanya pasangan ini memohon pertolongan pada beberapa dewa gunung.
Beberapa dewa Gunung lalu memberi mereka 24 anak walau demikian, nyatanya diberikan 25 anak, yang paling akhir bernama Jaya Kusuma, serta dalam kesepakatan pasangan itu dengan beberapa dewa, pasangan itu mesti melemparkan anaknya yang ke 25 ke gunung berapi juga sebagai korban.
Lalu keinginan dari dewa Gunung juga dikerjakan. Sesudah Jaya Kusuma menceburkan diri ke kawah Gunung, dia meminta pada orang-orang Tengger agar menceburkan hasil ladang ke kawah tiap-tiap tanggal 14 bln. kasadha, Kebiasaan melemparkan hasil ladang ke gunung berapi untuk menentramkan beberapa dewa-dewa kuno ini lalu berlanjut hingga sekarang ini serta dimaksud dengan upacara Yadnya Kasada.
Walau beresiko, sebagian warga mengambil kemungkinan naik turun ke kawah gunung itu, dalam usaha untuk membawa barang yang dikorbankan itu dipercayai bisa membawa keberuntungan buat mereka.
Pada padang pasir ada suatu candi Hindu yang dimaksud dengan nama Pura Mulia Poten. Candi itu memegang makna utama untuk orang-orang Tengger yang menyebar di desa-desa pegunungan, seperti Argosari, Ngadisari, Ngadas, Wonokitri, Ranu Prani, Ledok Ombo serta Wonokerso.
Candi ini jadi tempat paling utama dalam upacara Yadnya Kasada tahunan dan juga wisata Gunung Bromo yang berjalan lebih kurang kurun waktu sebulan. Pada hari ke-14, umumnya orang-orang Tengger bakal berkumpul di Pura Mulia Poten ini untuk meminta barokah dari Ida Sang Hyang Widi Wasa serta penguasa Mahameru (Gunung Semeru).
Lalu beragam jenis hasil dari selama pinggir kawah Gunung Bromo jadi sesaji yang bakal dilemparkan ke kawah. Ketidaksamaan yang menonjol pada candi di Bromo ini serta candi yang ada di Bali yaitu type bahan batu serta bahan bangunan.
Pura Mulia Poten yang ada di Bromo memakai batu hitam alami yang datang dari gunung api di dekatnya, sesaat candi di Bali beberapa besar terbuat dari material batu bata merah. Dalam pura ini, ada banyak bangunan serta kandang sesuai didalam komposisi zona mandala.
Ke Gunung Bromo lewat Surabaya-Probolinggo-Cemoro Lawang
Sampai di Bandara Juanda, gunakan bus Damri menuju terminal bus Bungurasih Surabaya. Dari sini gunakan bus jurusan Jember atau Banyuwangi dan minta pada kondektur untuk turun di Probolinggo.
Sampai terminal Probolinggo, bisa gunakan angkutan desa dengan mobil jenis colt menuju Kecamatan Ngadisari. Ngadisari, bersama dengan dua desa lainnya, yaitu Wonotoro dan Jetak, merupakan kawasan lereng perbukitan Cemoro Lawang, desa terdekat dengan Gunung Bromo. Ketiganya pun dikelilingi pegunungan. Bagian barat dibatasi lautan pasir, Gunung Batok, dan Gunung Bromo. Menghadap ke utara hingga timur, berjajar Gunung Lingga (Penanjakan), Brak, Lengkong, dan Gunung Ringgit. Sementara di bagian selatan, Gunung Pundak Lembu menjulang.
Harga Tiket Masuk Bromo Turis Lokal Dan Turis Asing
Hari Kerja/Biasa (Week Day)
Wisatawan Domestik Rp 27.500,-
Wisata Mancanegara Rp 217.500,-
Wisata Mancanegara Rp 217.500,-
Hari Libur (Week End)
Wisatawan Domestik Rp 32.500,-
Wisata Mancanegara Rp 317.500,-
Wisata Mancanegara Rp 317.500,-
Sudah termasuk asuransi jiwa. Tiket per hari, asuransi per sekali masuk
Tiket Masuk Bromo Untuk Mobil,Sepeda,Motor
Selain harus bayar harga tiket masuk bromo per orang juga ada biaya untuk transportasi yang anda gunakan ketika masuk kawasan taman nasional bromo tengger semeru.
Kendaraan Roda 4 (Mobil Pribadi/Jeep) Rp 10.000,-
Kendaraan Roda 2 (Sepeda Motor) Rp 5.000,-
Kendaraan Roda 2 (Sepeda Pancal) Rp 2.000,-
Kendaraan Roda 2 (Sepeda Motor) Rp 5.000,-
Kendaraan Roda 2 (Sepeda Pancal) Rp 2.000,-
Untuk setiap pengunjung yang memakai kendaraan roda 2 (sepeda motor) dilarang memakai jenis kendaraan matic karena untuk medan berbukit sangat berbahaya dan sering terjadi kecelakaan di lokasi bromo. Serta untuk anda yang datang ke bromo dengan membawa kendaraan roda 4 pribadi bukan 4WD diwajibkan untuk sewa jeep di bromo sebagai ganti alat transportasi yang khusus untuk medan di bromo.
#EndlessProbolinggo
#WonderfulIndonesia
Sumber :https://bromotour.co.id/sejarah_gunung_bromo/
Komentar
Posting Komentar